Table of Contents

Jelajahi platform kami sekarang

Related Posts

Dapatkan Insights HR terbaru dengan berlangganan Newsletter Kami

Strategi Rekrutmen: Menilai Ulang Kebutuhan Gelar Akademik Linier vs Skill

Lanskap rekrutmen terus berubah mengikuti arah dunia kerja yang makin cepat dan dinamis. Selama ini, banyak proses rekrutmen masih mengutamakan gelar akademik dan jurusan yang linier dengan posisi yang dibutuhkan. Namun pendekatan ini mulai terasa kurang relevan. Banyak lulusan S1 belum sepenuhnya siap menghadapi tantangan pekerjaan, sementara kandidat dari jurusan tidak linier tetapi memiliki skill spesifik justru menunjukkan potensi yang lebih kuat.

Artikel ini akan mengulas pentingnya mengoptimalkan kombinasi antara latar belakang pendidikan dan keterampilan dalam proses pencarian karyawan fresh graduate yang siap kerja dan adaptif.

Kenapa “Degree” Mulai Kurang Relevan?

Pada banyak proses rekrutmen, gelar akademik masih menjadi filter awal yang dominan. Namun dalam praktiknya, banyak perusahaan menghadapi kesenjangan antara ekspektasi dan realita di lapangan. Lulusan dengan nilai akademik tinggi dengan jurusan yang linier belum tentu mampu berpikir kritis, bekerja dalam tim lintas fungsi, atau mengeksekusi tugas secara mandiri.

Sementara itu, kandidat yang mungkin tidak berasal dari jurusan “ideal” justru mampu menunjukkan keterampilan praktis seperti problem solving, kemampuan belajar cepat, dan kecakapan teknologi. Faktor-faktor inilah yang makin dibutuhkan dalam dunia kerja yang bergerak dinamis. 

Kelebihan dan Kekurangan Kandidat Baru Berbasis Degree

Lulusan akademik cenderung memiliki cara berpikir yang terstruktur dan logis. Ini cocok untuk peran yang butuh analisis atau kerja yang terorganisir.

Kelebihankekurangan
Memiliki kerangka berpikir dan dasar teori yang kuatTidak selalu siap kerja secara praktis
Terbiasa mengikuti sistem dan proses yang terstrukturPerlu waktu adaptasi terhadap dinamika dunia kerja nyata
Dipandang lebih stabil untuk peran jangka panjangMinim pengalaman langsung dalam menyelesaikan masalah nyata di lapangan

Namun di sisi lain, banyak dari mereka belum punya pengalaman menghadapi tekanan kerja nyata. Jika tidak didampingi dengan onboarding yang kuat, transisi ke dunia kerja bisa terasa kaku dan lambat. Perusahaan perlu bantu mereka lebih cepat terhubung dengan ritme kerja yang sudah berjalan.

Kelebihan dan Kekurangan Kandidat Baru Berbasis Skill

Kandidat berbasis skill biasanya tumbuh dari pengalaman langsung, bukan jalur akademik. Mereka terbiasa belajar sendiri, cepat tanggap, dan fokus menyelesaikan tugas. Tapi karena latar belakangnya beragam, kualitas dan pola pikirnya bisa tidak konsisten. 

Kelebihankekurangan
Cepat beradaptasi dalam lingkungan kerja yang dinamisKurang fondasi teoritis dan kerangka berpikir yang sistematis
Terbiasa belajar mandiri dan menyelesaikan masalahTantangan saat harus bekerja dalam struktur dan prosedur formal
Sudah familiar dengan tools digital dan praktik lapanganRiwayat pengalaman kadang tidak terstandar dan sulit divalidasi

Di sinilah pentingnya proses seleksi yang tajam untuk melihat kesiapan mereka dalam bekerja jangka panjang. Validasi tidak cukup lewat portofolio saja, tapi juga dari cara mereka berpikir dan berkolaborasi dalam tekanan.

Jenis Pekerjaan yang Masih Mengutamakan Jurusan, dan yang Bisa Fokus ke Skill

Tidak semua posisi bisa didekati dengan pendekatan fleksibel. Beberapa bidang tetap membutuhkan latar pendidikan yang sangat spesifik karena menyangkut regulasi, risiko tinggi, atau proses kerja yang sangat teknis.

Contoh posisi yang tetap memerlukan jurusan linier:

  • Tenaga medis
  • Akuntan publik bersertifikasi
  • Arsitek dan insinyur sipil
  • Hukum dan notaris
  • Profesi yang diatur oleh lisensi resmi

Namun, semakin banyak bidang pekerjaan yang kini memberikan ruang besar bagi kandidat non-linier, selama mereka menunjukkan penguasaan skill yang relevan dan kemampuan belajar yang kuat.

Contoh posisi dengan pendekatan berbasis skill:

  • Digital marketing
  • Data analysis 
  • UI/UX design
  • Content creation dan copywriting
  • Customer experience dan community management
  • Product management 

Bidang-bidang ini dinamis, terus berkembang, dan sangat menghargai kontribusi nyata. Banyak profesional sukses di area ini justru berasal dari latar belakang yang beragam, membuktikan bahwa kompetensi bisa dibangun dari pengalaman dan pembelajaran yang tepat, bukan hanya dari jurusan kuliah.

Kombinasi Degree dan Skill di Posisi yang Dinamis

Untuk banyak peran yang berkembang cepat seperti digital marketing, data analysis, UI/UX, product management, atau content creation, gelar akademik bukan lagi penentu utama. Yang lebih relevan adalah kemampuan aktual, kesiapan menghadapi tantangan, dan kecepatan beradaptasi di lingkungan kerja.

Perusahaan kini lebih terbuka pada kandidat dari berbagai latar belakang, selama mereka bisa menunjukkan kompetensi melalui portofolio, studi kasus, atau simulasi kerja.

Pendekatan ini tidak mengabaikan pendidikan formal, tapi menempatkannya sebagai pelengkap. Fokus utama tetap pada kontribusi nyata, bukan asal institusi. HR dan pemimpin bisnis perlu merancang proses seleksi yang mencerminkan realitas tersebut agar lebih kontekstual, objektif, dan berbasis bukti.

Praktik Rekrutmen Modern: Menyeimbangkan Degree dan Skill

Di tengah persaingan talenta yang makin ketat, pendekatan rekrutmen perlu ikut berkembang. Banyak perusahaan mulai menggeser fokus dari hanya melihat CV dan ijazah, menjadi lebih mendalam pada potensi, keterampilan, dan cultural fit.

Beberapa praktik yang mulai terbukti efektif antara lain:

  • Redesign job requirement
    Tidak lagi fokus pada “minimal S1 jurusan X”, tapi lebih kepada “mampu melakukan A, terbiasa dengan tools B, dan punya pengalaman dalam konteks C”.
  • Gunakan asesmen berbasis praktik
    Mulai dari business case study, role play, sampai tes teknis, proses Ini membantu menilai kemampuan aktual, bukan hanya narasi di CV.
  • Latih hiring manager untuk membaca potensi, bukan hanya latar belakang
    Banyak talenta potensial terlewat karena bias terhadap institusi atau jurusan. Edukasi tim rekrutmen agar lebih objektif dan kontekstual jadi investasi jangka panjang.
  • Evaluasi sistem seleksi secara berkala
    Apa yang berhasil lima tahun lalu belum tentu relevan hari ini. Proses seleksi harus agile dan responsif terhadap kebutuhan bisnis yang berubah.

Dengan empat pendekatan diatas yang disesuaikan kebutuhan perusahaan, fokusnya tidak hanya menemukan kandidat yang “tepat di atas kertas”, tapi benar-benar relevan untuk tantangan nyata di lapangan.

Kesimpulan

Di tengah perubahan dunia kerja yang cepat, rekrutmen tidak bisa lagi mengandalkan gelar akademik sebagai satu satunya acuan. Kombinasi antara degree dan skill menjadi kunci. Beberapa posisi tetap memerlukan jurusan linier seperti tenaga medis dan hukum, namun banyak peran lain lebih mengutamakan kompetensi nyata. 

Perusahaan perlu memperbarui cara menilai kandidat, tidak hanya dari latar pendidikan tetapi juga dari kesiapan, portofolio, dan potensi berkembang. Dengan pendekatan yang lebih adaptif dan berbasis bukti, proses rekrutmen dapat menghasilkan talenta yang benar benar relevan dengan kebutuhan bisnis saat ini.

Talentics menghadirkan Graduate Development Program Solutions, solusi rekrutmen end-to-end untuk menjaring kandidat terbaik dengan kompetensi yang tepat dan kecocokan teknis. Mulai dari perencanaan, employer branding, asesmen kandidat, hingga onboarding, seluruh proses berjalan dalam satu ekosistem terpadu yang berbasis data.

Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat menemukan talenta yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga siap bertumbuh menjadi pemimpin masa depan.

Apakah artikel ini membantu?
YaTidak

Share:

Scroll to Top

2025

Talentics

PT. Semesta Integrasi Digital.